Article

  • Mengenal Jenis-Jenis Konektor/Header

     

    Terdapat banyak jenis konektor yang sering kita pakai dalam rangkaian elektronik. Mungkin terdapat ribuan jenis. Secara fungsi, fungsi dari konektor tersebut sama, yaitu untuk menghubungkan kabel dengan PCB (Cable to Board Connector) atau menghubungkan PCB dengan PCB (Board to Board Connector). Pada kesempatan ini kita akan membahas, beberapa jenis konektor/header yang sering digunakan dan tentunya tersedia di toko kami. :-)

    1. Dupont Connector

    Dupont connector biasa digunakan untuk menghubungkan kabel dengan PCB. Konektor ini pada awalnya dibuat oleh perusahaan pembuat konektor DUPONT. Pada umumnya konektor ini berwarna hitam, dan memiliki lead spacing/ jarak antar kaki 2.54mm. Kabel yang biasa digunakan untuk konektor ini mulai dari ukuran 24-18 AWG, akan tetapi sangat cocok dan pas jika menggunakan ukuran kabel 22AWG. Ujung dari konektor ini ada dua jenis, yaitu yang Male atau Female. Konektor jenis dupont memiliki pasangan berupa male header atau female header. Terdapat juga konektor dupont yang memiliki lead spacing 1.27mm atau 2mm. Untuk dupont connector yang memiliki lead spacing 1.27mm kebanyakan dipakai untuk menghubungkan PCB dengan PCB.

    2. Konektor 2510

    Konektor selanjutnya adalah konektor 2510, konektor ini merupakan konektor keluaran Molex. Saat ini terdapat banyak sekali produsen konektor yang memproduksi konektor sejenis. Kebanyakan yang beredar di Indonesia adalah konektor 2510 buatan china, secara kualitas sedang-sedang saja, akan tetapi secara harga sangat terjangkau. Berdeda dengan merk molex yang harganya lumayan mahal, akan tetapi kualitasnya juga sangat bagus. Umumnya konektor ini memiliki lead spacing 2.54mm. Kabel yang biasa digunakan ukuran 18-24 AWG, umumnya 22AWG. Konektor 2510 sangat mudah untuk di crimping, karena ukurannya yang relatif besar. Jika kita tidak mempunyai crimping tool, maka konektor ini dapat dengan mudah di crimping dengan menggunakan tang lancip (long nose). 

  • Membuat Voltage regulator menggunakan LM317 dan LM337

    Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini linear power supply sudah sangat jarang digunakan. Hanya alat-alat tertentu saja yang masih menggunakan Linear power supply, misalnya perangkat audio seperti power amplifier, preamplifier, dsb. Ada beberapa hal yang menyebabkan Linear power supply sudah sangat jarnag digunakan, salah satunya adalah ukuran fisik dari linear power supply. Sebagai coba anda bandingkan charger handphone NOKIA 3310 (jika anda masih ingat :-P) dengan charger smartphone saat ini, ukuran dan beratnya sangat jauh beda, padahal output yang dihasilkan sama (5V, 1A). Saat ini teknologi power supply sudah menggunakan teknologi switching, teknologi switching membuat stepdown Transformer yang ukuran nya besar tidak diperlukan lagi, topik mengenai power supply switching ini akan kami bahas di artikel selanjutnya. Meskipun demikian seperti yang saya sebutkan sebelumnya masih ada peralatan yang power supply-nya tidak bisa diganti dengan power supply switching, sebetulnya bukan tidak bisa diganti, hanya saja jika menggunakan power supply switching akan sangat berpegaruh kepada kualitas alat tersebut, khususnya di perangkat audio.

    Pada kesempatan ini saya ingin berbagi mengenai pembuatan linear power supply menggunakan IC Linear Regulator LM317T/LM337T, kedua IC regulator tersebut merupakan adjustable linear voltage regulatoryang sudah sangat banyak digunakan. Niat awal pembuatan power supply ini adalah untuk coba-coba menghidupkan DAC kit yang saya beli. :-) Module power supply ini adalah module power supply pertama saya yang dibuat dengan menggunakan IC LM317T/LM337T, biasanya dulu kalo membuat power supply linear, cenderung menggunakan fix regulator (misalnya LM7805, LM7812, dsb). LM317T/LM337T dipilih setelah saya membaca review-review dari forum dan juga masukan-masukan dari customer-customer yang hoby DAC.

    Singkat kata, saya buat design PCB dengan rangkaian mengacu kepada datasheet masing-masing IC regulator, untuk LM317T, saya menggunakan IC merk ST Microelectronics, sedangkan untuk IC LM337T menggunakan merk Fairchild. Rangkaian dibuat mengacu kepada rekomendasi masing-masing datasheet. Power supply yang pertama saya buat adalah +/-15V power supply, mengacu kepada datasheet, LM317 dan LM337 bisa mengeluarkan arus hingga 1.5A, namun apakah bisa tercapai? kita lihat annti apda saat proses pengetesan. :-P. Adapun rangkaian dari power supply yang saya buat adalah sebagai berikut:

       

    Besarnya tegangan output dari regulator LM317T/LM337T ditentukan oleh besarnya tegangan Vadj. Besarnya Vadj ditentukan dari kombinasi nilai resistor R1 dan R2 yang berfungsi sebagai pembagi tegangan. Untuk menentukan besarnya tegangan output LM317T dapat dihitung dengan rumus : VO = 1.25V (1 + R2/R1), dan untuk LM337T dapat dihitung dengan rumus: VO = -1.25V (1 + R2/R1). Pada rangkaian yang saya buat, R1 dibuat fix dengan nilai 240ohm, dan nilai R2 di setting sesuai dengan kebutuhan tegangan output. Jika mengacu kepada rumus, maka untuk mendapatkan tegangan +/-15V, kita harus memasang nilai R2 sebesar 2640 ohm, akan tetapi pada kenyataannya jika kita pasang nilai resistor dengan resistansi 2640 ohm menggunakan trimmer, tegangan output tidak akan sama persis 15V. Untuk mengatasi hal tersebut sebelum saya menntukan fix resistor yang harus dipasang, saya membuat percobaan terlebih dahulu dengan menggunakan trimmer multiturn.

  • Power Amplifier Class D dengan menggunakan IC TPA3116D2

    Berawal dari rasa penasaran karena ada customer saya yang memesan IC TPA3116D2, saya langsung googling ic tersebut. Ternyata eh ternyata, di datasheet tertulis “15W,30W,50W Filter-Free Class-D Stereo Amplifier Family with AM Avoidance”, kaget juga lihat ic power amplifier berukuran kecil, SMD pula. Terakhir saya bikin ampli pas jaman sekolah tahun 2004, jaman bikin OCL 150Watt. Dalam fikiran saya amplifier DIY masih seukuran OCL tersebut, perlu trafo besar, pcb besar, pakai transistor jengkol, at least segede IC TDA2003. Ehh, ternyata ada amplifier class D yang ukurannya mini. Gak fikir panjang, segera saya datangkan 10 buah IC TPA3116D2, 2 untuk customer saya yang memang hobi audio, sisanya untuk dijual di toko dan untuk experiment saya.

    Setelah gogling dan baca-baca di forum diyaudio mengenai amplifier TPA3116D2, ternyata dipasaran sudah banyak module2 amplifier dengan ic tersebut, Tapi karena saya sudah memiliki IC tersebut, dan semua komponen pendukung tersedia di stok toko saya, saya coba untuk mendesain sendiri PCB power amplifier ini. Dengan referensi dari datasheet, saya mencoba membuat module amplifier 2.0. Berbeda dengan module yang banyak beredar dipasaran, module yang saya buat menggunakan komponen pasif through hole, bukan SMD. Tujuan awalnya sih biar bisa nyoba-nyoba macam-macam komponen, khususnya capacitor yang audio grade.
    Schematic power amplifier TPA3116D2D yang saya buat bisa dilihat disini.

    Berikut penampakan power amplifier TPA3116D2D buatan saya:



     

     

    Pada percobaan pertama ini saya menggunakan komponen throughhole, pertimbangannya adalah karena belum terbiasa nyolder SMD dan agar bisa mencoba-coba jenis komponen berbeda. Jika kita perhatikan di datasheet, komponen yang digunakan sebenarnya cukup dengan menggunakan komponen SMD dengan kualitas bagus. Di percobaan ke-2 nanti saya rencanakan untuk menggunakan komponen SMD dengan spesifikasi sesuai dengan datasheet.

    Pada percobaan pertama saya menggunakan capaciror film merk epcos sebagai input coupling, bypass power supply, snubber dan LC filter. Sedangkan untuk elco pada bagian filter power supply menggunakan rubycon YXA. Sedikit berbagi pengalaman ketika proses pembuatan amplifier ini,setelah saya solder semua dan coba power up, hasilnya tidak bekerja dengan baik, padahal setelah diperiksa mulai dari rangkaian hingga jalur pcb, semuanya tidak ada masalah. Anggapan saya adalah IC yang dipakai rusak, dicoba ganti IC dengan IC yang baru, hasilnya sama juga. Saya coba perhatikan pada saat dinyalakan dibagian kaki IC terdapat percikan-percikan api kecil. Padahal tidak ada short circuit diantara kaki-kaki ic tersebut. Bagian ic terlihat agak berminyak, karena pada say penyolderan saya menggunakan lotfet untuk mempermudah penyolderan. Asumsi saya, gara-gara lotfet tersebut ampli saya gak bisa nyala. Saya coba bongkar kembali IC tersebut, kemudian dibagian pcb dan IC sisa-sisa lotfet saya bersihkan, setelah keduanya bersih saya coba solder kembali tanpa menggunakan lotfet. Hasilnya..akhirnya amplifier menyala dengan normal. Dicoba menggunakan speaker jadul hasil pembelian dari customer saya (silvertwentyfive buatan Robertson audio), Jrenggg, akhirnya bisa mengeluarkan suara. Hehehe. Berikut video hasil percobaan saya, maaf kabel dan aksesories nya masih jauh dari kata professional, sekali lagi ini hanya kelas pemula di audio. hehe

     

     Video Kedua mengunakan driver Vifa TC90, dengan box buatan sendiri meniru di forum diyaudio

     

    Sedikit review dari saya yang telinganya masih pemula, dan kebiasaan mendengarkan speaker computer mainstream,,hehe bukan telinga kelas Dewa. Sangat terkejut dengan kualitas suara yang dihasilkan oleh IC SMD sekecil itu, suaranya jernih, detail bagus, puas untuk amplifier class D yang pertama kali dibuat. Episode selanjutnya saya kan mencoba mengubah-ubah jenis komponen, beberapa komponen akan saya ganti dengan komponen audiograde. Bersambung dulu yah… . Komen dan pertanyaan bisa di email ke support[at]rdd-tech.com

  • Macam- Macam Ukuran Resistor SMD

    Bentuk dan ukuran resistor SMD (Surface Mount Device) memiliki standar khusus, kebanyakan manufaktur menggunakan standar JEDEC. Ukuran dari resistor SMD ini di simbolkan menggunakan angka, misalnya 0603, 0805, 1206 dan sebagainya. Simbol tersebut menunjukkan lebar dan tinggi dari resistor. Terdapat dua standar pengukuran yang digunakan dalam symbol resistor yaitu metric dan imperial. Sebagai contoh, simbol resistor SMD 0603 (imperial) menunjukan bahwa resistor SMD dengan symbol tersebut memiliki panjang 0.060 inchi dan lebar 0.030 inchi. Pada umumnya symbol yang digunakan menggunakan unit imperial. Ukuran dari resistor SMD, akan menentukan besar watt dari resistor tersebut, semakin besar watt resistor semakin besar juga ukuran resistor SMD tersebut. Tabel dibawah ini menunjukkan daftar dari berbagai macam ukuran resistor SMD. 

     

     

    Code

    Length (l)

    Width (w)

    Height (h)

    Power

    Imperial

    Metric

    inch

    mm

    inch

    mm

    inch

    mm

    Watt

    0201

    0603

    0.024

    0.6

    0.012

    0.3

    0.01

    0.25

    1/20 (0.05)

    0402

    1005

    0.04

    1.0

    0.02

    0.5

    0.014

    0.35

    1/16 (0.062)

    0603

    1608

    0.06

    1.55

    0.03

    0.85

    0.018

    0.45

    1/10 (0.10)

    0805

    2012

    0.08

    2.0

    0.05

    1.2

    0.018

    0.45

    1/8 (0.125)

    1206

    3216

    0.12

    3.2

    0.06

    1.6

    0.022

    0.55

    1/4 (0.25)

    1210

    3225

    0.12

    3.2

    0.10

    2.5

    0.022

    0.55

    1/2 (0.50)

    1218

    3246

    0.12

    3.2

    0.18

    4.6

    0.022

    0.55

    1

    2010

    5025

    0.20

    5.0

    0.10

    2.5

    0.024

    0.6

    3/4 (0.75)

    2512

    6332

    0.25

    6.3

    0.12

    3.2

    0.024

    0.6

    1

    Bentuk dan Solder Pad

    Ketika kita menggunakan komponen SMD, ukuran pad PCB untuk soldering sangat penting, ukuran pcb pad harus sesuai dengan ukuran komponen SMD. Meskipun demikian, jika kita mendesign pcb menggunakan software seperti altium atau eagle, kita tidak perlu mendesain sendiri Solder pad untuk komponen SMD, karena aplikasi seperti altium atau eagle sudah menyediakan library untuksetiap ukuran komponen SMD. Dibawah ini merupakan tabel ukuran pad PCB untuk berbagai jenis ukuran kompoen SMD. 

     

     

    Code

    Pad length (a)

    Pad width (b)

    Gap (c)

    Imperial

    Metric

    inch

    mm

    inch

    mm

    inch

    mm

    0201

    0603

    0.012

    0.3

    0.012

    0.3

    0.012

    0.3

    0402

    1005

    0.024

    0.6

    0.020

    0.5

    0.020

    0.5

    0603

    1608

    0.035

    0.9

    0.024

    0.6

    0.035

    0.9

    0805

    2012

    0.051

    1.3

    0.028

    0.7

    0.047

    1.2

    1206

    3216

    0.063

    1.6

    0.035

    0.9

    0.079

    2.0

    1218

    3246

    0.19

    4.8

    0.035

    0.9

    0.079

    2.0

    2010

    5025

    0.11

    2.8

    0.059

    0.9

    0.15

    3.8

    2512

    6332

    0.14

    3.5

    0.063

    1.6

    0.15

    3.8

     (dikutip dan diterjemahkan dari http://www.resistorguide.com/resistor-sizes-and-packages/)